Wednesday, March 28, 2007



Aceh..(3)

Pukul 05.30 kami terbangun oleh suara azan, ini adalah bangun pagi pertama kali kami di suak timah, he3x…kalau di Jakarta sholat jam segini sudah kesiangan, tapi kl disini baru azan, maklum beda waktu sholat Jakarta-meulaboh sekitar 50-60 menit. Cukup sedikit ternyata yang iktu sholat shubuh berjamaah, dank arena memang tidak ada lampu di kamar kami, maka kami langsung tidur lagi setelah selesai sholat, tidak sempat untuk tilawah.Bangun pagi..Jam 07.30 (he3x..kalau di Jakarta sudah siang yach??), kamipun langsung menuju ke TKP alias WarGa alias Warung Gaul dimana tempat bapak-bapak minum kopi dan ngobrol-ngobrol di pagi hari. Hal ini kita laukukan karena ini adalah salah satu pendekatan kita ke masyarakat. Di warga kami bertemu dengan banyak orang dan salah satunya adalah Pa keu’ci atau kepala desa atau kepala dusun. Pa Keu’ci ini benar-benar berbeda dengan kepala dusun lainnya, alias gak keliatan kepala dusun.Hm..mungkin karena beliau sudah tua dan tidak punya rumah, maka diaterlihat tampil sederhana saja, tapi jangan salah sangka , beliau itu ada orang yang paling dihormatin dan paling dipandand di Suak Timah ini, Subhanalloh.Di warga kami menyantap kue-kue ( hm..kalau gak salah..ada donat,kue kacang dan Roti selesai) plus the hangat. Sambil sarapan kami ngobrol, tidak berasa sekali waktu, sekitar jam 9 kurang kamipun pulang untuk mandi, oh iya..yang awalnya kami kira bayar mahal atas sarapan kami, ternyata cukup murah juga, he3x..Karena kami tidak punya kamar mandi maka kami meminta izin mandi di rumah bunda adi plus charge HP. Tetapi ketika sampai disana kami hanya bertemu dengan Pak Cut Yan, dan beliau ternyata sama baiknya dengan istrinya, kamipun diizinkan mandi di rumahnya, bahkan beliau menitipkan rumahnya kepada kita, sementara itu beliau pergi ke lading, subhanalloh begitu percayanya beliau dengan orang asing,apakah karena kebudayaan disini yang benar-benar percaya dengan orang asing? Ataukah memang jarang ada kemalingan di daerah ini. Setelah mandi kami menunggu pak Cut Yan yang sedang diluar, namun karena lama menunggu dan kami sudah berencana jam 10 pergi ke sekolah, kamipun akhirnya meninggalkan rumah pak Cut Yan, Hm..tadi kata Pak Cut Yan memang seperti itu,kalau ingin balik, rumah di tutup aja, gapapa kok.Wah coba aja Jakarta aman begini, gak ada maling, he3x..Skitar jam 10.15 kami datang ke Basecamp akhwat dan berangkat bareng-bareng menuju MAN dan SMA. Yang kami kunjungi pertama kali ialah MAN, awalanya kami mendatangi kelas MAN yang d SMP ( oh iya..karena gempa, dan baru ada 1 sekolah yang jadi, maka 1 gedung sekolah itu di pakai beramai-ramai oleh 4 sekolah : SMP,SMU,MAN,dan SMK). Ketika kami sampai disana, kami bertemu dengan Nur, Rahmi dan kawan-kawan.Karena ruang guru tidak ada disini, maka kami pergi ke kantor MAN yang tidak jauh dari tempat itu, Sesampainya disana kami berbincang-bincang dengan guru-guru disana dan ketua OSIM yang baru. Berdasarkan informasi dari guru-guru adalah : Sekolah ini hanya sementara saja, nanti akan di gabung dalam komplek madrasah yang katanya bulan juli nanti akan diresmikan, kemudian kondisi kelas 3nya yang kurang semangat menghadapi Ujian Nasional bulan depan,dll. Smentara itu, data yang kami dapatkan dari ketua OSIM adalah: mereka masih bingung dengan program kerjanya sendiri dan sulit dalam hal mengumpulkan perngurus OSIM. Setelah medapatkan data-data yang cukup, kami melanjutkan perjalanan menuju SMU, dan tidak lupa kami merekam kondisi MAN itu. Perjalanan menuju SMA sebenarnya sangat dekat, namun kami memakai jalan memutar karena untuk bisa melihat-lihat kondisi lain-lainnya. Selama kami jalan,kami menemukan banyak artifak-artifak alias bekas-bekas peninggalan suami mulai dari bagkai-bangkai rumah sampai daratan yang menjadi lautan, serta jalanan yang masih ada yang patah-patah, saking terpananya kita dengan kebesaran 4JJI, kami tidak ‘ngeh ketika motor kepala sekolah SMA membunyikan klakson ke kita.Karena sudah lewat,kamipun tetap melangkahkan kaki ke SMA, disana kami bertemu dengan Bunda Adi (beliau guru SMA juga), dan beberapa pengajar lainnya. Ketika kami sampai disana kami,murid-murid kelas 3 sudah pulang, jadi kami hanya bertanya-tanya saja kepada guru-guru tersebut dan akan kembali lagi ke SMA itu nanti sore untuk bertemu dengan ketua OSIS dan Wakaseknya. Azan sholat jumat mulai berkumandang, kamipun ikut bersama warga sholat jumat berjamaah,ternyata sholat jumat disini tidak beda dengan di Jakarta, hanya beda waktunya saja. Sempit terpikiran untuk mengganggu anak-anak yang di Jakarta yang jam 12 lagi sholat jumat, sementar kita disini blm sholat, mau miskol-miskol tapi gak jadi, he3x..Bada sholat jumat, kami ngobrol bersama Pak Keu’cik dan pak Bahar ( kepala sekolah SMK Perikanan dan kelautan). SMK yang di dirikan oleh pak Bahar ini baru tahun pertama jadi masih sangat muda sekali, dan mereka cukup sendang karena SMK jenis ini hanya ada 2 di aceh, yang satunya lagi di daerah aceh timur sana. Perbincangan dilanjutkan kembali di warung gaul bersama Pak Keu’cik yang sekaligus mentraktir kita makan siang (hore..makasih ya pak keu’cik). Beliatu berbicara banyak tentang daerah ini, dan menceritakan kejadian waktu sunami tersebut, beliau sharing kepada kita kalau banyak aparat desa yang hilang waktu sunami lalu, dan beliau sendiri sampai sekrang belum punya rumah tinggal, jadi selama ini beliau tinggal di kantor camat, tuh kan aneh yach? Ketua dusun atau setingkat lurah gak punya rumah? Beda banget sama Jakarta kan? He3x..Beliaupu bercerita bagaimana sakit hatinya ketika meminta bantuan ke pemerintah untuk pembangunan puskemas atau rumah sakit di Suak Timah, padahal suak timah ada ibu kota kecamatan, dan yang paling membuat marah pak keu’cik waktu itu adalah hilangnya daerah suak timah dipeta aceh yang terbaru versi pemerintah.sebuah frustasi bagi pak keu’cik ketika daerah dianggap sudah hilang.Skitar jam 3 kami bergerak ke SMA lagi untuk bertemu dengan Ketua Osis. Disana kami bertemu dengan wakasek bidang humas dan beberapa guru, kita dipertemukan dengan Ketua Osis sekarang dan mantan ketua Osis sebelumnya. Nama ketua Osis sekarang bernama Siti Zaitin Pona, orangnya cukup cantik tapi waktu ketemu kaya make lipstick gitu, makanya sedikit bingung, tetapi dibandingkan anak-anak daerah sini pona (panggilannya) sangat cantik. Saya berbicara sama pona, sementara itu puro berbicara dengan mantan ketua Osis, Mursal. Hanya sebentar pertanyaan saya tetapi jawabannya yang membuat saya bingung, Pona dilantik sekitar bulan agustus, namun selama ini belum ada kegiatan satupun yang dilakukan oleh Osis, aneh kan? Ditambah lagi sama tidak pernah rapat pengurus inti Osis selama in, nah lho…tambah aneh agi kan? Tetapi dia punya sedikit mimpi untuk bisa membuat sebuah Ekskul pramuka dan buat acara perpisahan anak kelas 3, ya..seperti itulah kondisi Osis di SMA Suak timah. Setelah selesai cari info-info kamipun pulang untuk sholat ashar, dalam perjalanan kami bertemu dengan mantan ketua dan wakil OSIM MAN tahun lalu. Sholat ashar selesai, kami lenjutkan dengan koordinasi kembali untuk langkah berikutnya, hasil dari pertemuan lebih kea rah aksi untuk SMA dan MAN plus Osisnya dan kekurangan barang-barang yang belum terbeli. Setelah koordinasi selesai kami pergi ke meulaboh dengan motor yang kami pinjem dari bunda nina, awalnya purwo ogah pergi karena ada kerjaan yang lain dan ban motor yang kemps, tapi karena sayanya yang dablek saya memaksakan tetap ke meulaboh. Setelah mengisi udara ban, kami pergi ke meulaboh, meulaboh itu ada ibukota kabupaten, sekitar 15 menit dari sini kalau dengan kecepatan 60km/jam, cukup jauh sih tetapi seru lho. Selama perjalanan kami bisa melihat peninggalan-peninggalan Sunami, seperti rawa yang sudah hancur pohon kelapa yang sudah tinggal tangkainya saja dan lain-lain.Walau nyasar,kami bisa sampai juga. Kami ke meulaboh untuk beli peralatan buat di suak timah plus nge-net sebentar.Setelah muter-muter kami akhirnya dapatkan sebagian besar barang-barang yang mau dibeli, Cuma satu yang tidak terbeli yaitu buku induk. Ada sebuah ketakjuban yang saya lihat waktu di merulaboh, subhanalloh…ketika waktu magrib semakin dekat, semua took-toko tutup tidak ada yang buja, lalu mereka berbondong-bonding ke masjid untuks holat magrib. Subhanalloh, peristiawa langka yang blm pernah kulihat, nuansa islam yang kental dimana semua orang berhenti beraktifitas ketika azan memanggil dan anak-anak yang mengaji baca margin…TOP deh, coba aja bisa di terrapin di Jakarta? Hm…gak mungkin lah..he3x..Setelah sholat kami datang ke warnet sebentar untuk cari info-info terbaru di Jakarta sekligus mencari bahan-bahan untuk try out, waktu itu kami dapat sms dari rumah bunda nina, beliau bilnag untuk pulang jangan malam-malam karean sering terjadi perampokan. Nah lho…aku pun langsung ragu-ragu masuk warnet, namun kita sepakati hanya sebentar di warnet. Di warnet, aku membuka email dan berita-berita lainnya, salah satunya berita meninggalnya ayahanda Hendy, innalillahiwaiinailaihirojiun. Setelah selesai urusan kami pun pulang, namun tidak semudah itu aja, karena ternyata motor yang kami pinjem memang bocor,jadinya kita harus lama di meulaboh lagi karena harus tambal ban, kamipun semakin khawatir karena pulang ke suak timah akan lebih malam, bunda nina maaf ya bunda kita pulang malam-malam.Dan agenda ke rumah Ka Srie juga tidak jadi karena keterlambatan kami. Sampai disana kami langsung ditanya-tanya gapapa kan waktu di perjalanan, bahkan bapak sampai mau menyusul kita, maafin ya pak! Akhirnya kami makan dan sedikit koordinasi dengan akhwatnya untuk acara sabtu besok, setelah bobo deh..wuah,..capek tenan….

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home